Alkisah, malam itu selagi cuci mata sana sini (cuci matanya lihat barang lho bukan lihat cewek) mendadak disamperi oleh seorang penduduk asli Hawai yang tangannya menggendong sebuah keranjang. Dengan suara agak serak dia menanya: "Sir, do yo want to eat balut?" Karena nggak ngerti, I pun balas menanya: "Eat what?". Diapun mengeluarkan sebutir telor dari keranjangnya dan menyodorkan kepada I. "Egg? No!" Ngapain malam2 I makan telor, pikir I begitu. "No, not ordinary egg. This is balut." demikian jawabannya. Setelah dijelaskan panjang lebar, baru I dapat menangkap artinya bahwa telor itu adalah telor yang sudah ada embryo didalamnya.
Udah tentu I nggak berani coba weird food kayak gini tapi rasa ingin tahunya sangat besar. Jadi I bilang mau beli 1 butir tapi minta dia makan dihadapan I. Cuma siorang Hawai ini licik juga. Dia bilang nggak jual per butir dan sekali beli harus 5 butir dan harganya USD 2.00 per butir. Kalau I beli 5 butir nanti dia bersedia makan 1 butir dihadapan I. Transaksipun terjadi padahal kalo di-pikir2 mahal banget - 1 telor harganya Rp. 20.000,- kalo dikonversikan dengan kurs sekarang.
I lihat dia memutar balikkan telor tersebut (jadi pantatnya telor menghadap keatas) lalu dengan 2 jari dia mengetok dan menghancurkan sedikit kulit telor. Setelah itu telor itu diarahkan kemulutnya. Rupanya dia minum dulu cairan telornya (air tuban?). Setelah itu baru semua kulit telor dia kupas dan hiiiii.. terlihatlah telor dengan embryo didalamnya. Dengan cepat telor tersebut dimasukkan kemulutnya dan diapun mengunyah dan menelan dengan cepat.
Belakangan baru I tau bahwa asal muasal makan balut itu rupanya di Philippine. Lalu menyebar ke Vietnam, Kamboja dsb. dan yang I nggak sangka bisa sampai ke Hawaii.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar